rizqimiftakhul99.blogspot.com | Selain ada wisata air terjun di mojokerto ada juga beberapa candi yang merupakan peninggalan dari kerajaan majapahit. ini adalah beberapa tempat wisata bersejarah di mojokerto :
Candi BajangRatu
Candi BajangRatu merupakan candi berbentuk gapura atau pintu gerbang serupa Candi Wringin Lawang. Bedanya, Bajangratu bertipe paduraksa,
artinya berupa gapura yang beratap. Candi ini terbuat dari bata merah
dengan lantai andesit ini, memiliki denah persegi yang mengerucut ke
atas. Uniknya, bagian puncak candi bukan berbentuk stupa atau mata panah
atau lingkaran, melainkan persegi. Sekilas, wujudnya menyerupai
bangunan Hindu, juga Buddha. Namun sampai saat ini, Candi Bajangratu
masih belum bisa dipastikan apakah ia bangunan cengan corak Hindu atau
Buddha atau paduan keduanya.
Oleh sebab itu, banyak arkeolog berkesimpulan bahwa candi termasuk ke dalam jenis candi non-religius karena terdapat kemungkinan bahwa candi tidak memiliki keagamaan yang jelas atau bersifat netral (universal).
Oleh sebab itu, banyak arkeolog berkesimpulan bahwa candi termasuk ke dalam jenis candi non-religius karena terdapat kemungkinan bahwa candi tidak memiliki keagamaan yang jelas atau bersifat netral (universal).
Letak Candi BajangRatu sangat mudah dijangkau oleh wisatawan yang
ingin berkunjung. Jarak candi dari jalan Mojokerto-Jombang hanya
sekitar 4 kilometer saja. Untuk mencapai lokasi Candi Bajang Ratu, wisatawan
harus berkendara sejauh kurang lebih 200 atau 300 meter ke arah
selatan, kemudian belok kiri menuju kearah timur di perempatan Dukuh
Ngliguk. Dari sini perjalanan mencapai candi bajangRatu dapat ditempuh kurang lebih 5 menit dengan
kecepatan sedang.
Candi Brahu
Dilihat dari gaya bangunan dan sisa profil bagian alas stupa pada atap candi sisi tenggara, kemungkinan Candi Brahu merupakan candi agama Buddha dan diperkirakan didirikan abad 15 Masehi. Pendapat lain ada yang memperkirakan umur Candi Brahu lebih tua dibandingkan candi-candi lain yang berada di sekitar Trowulan.
Nama Brahu
dihubungkan dengan kata "Wanaru" atau "Warahu" yaitu nama sebuah
bangunan suci yang disebutkan di dalam prasasti tembaga "Alasantan" yang
ditemukan kira-kira 45 meter di sebelah barat Candi Brahu.
Prasasti ini dikeluarkan oleh "Mpu Sendok" pada tahun 861 Saka
atau sekitar 939 M. Menurut cerita masyarakat candi ini
berfungsi sebagai tempat pembakaran raja Brawijaya, namun
dalam penelitian tidak pernah ditemukan bekas-bekas abu mayat. Candi Brahu mulai diperbarui tahun 1990 dan selesai tahun 1995.
Letak Candi Brahu
di Dusun Bejijong, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten
Mojokerto pada koordinat 112° 22” 23,2 “ BT 07° 32” 34,9” LS.
Sebagaimana umumnya bangunan purbakala di Trowulan, Candi Brahu juga
dibuat dari bahan bata, menghadap ke arah barat. Denahnya berbentuk
bujur sangkar ukuran 18 x 22.50 meter.
Candi Gentong
Dinamakan Candi Gentong karena candi
tersebut tertimbun oleh tanah menggunung yang akhirnya membentuk menyerupai Gentong (tempat air). Saat pertama kalo candi ini ditemukan
kondisinya memang sudah berantakan. Dan sebenarnya tidak ada makna atau
fenomena khusus yang terjadi pada candi ini. Namun keunikan Candi
Gentong tak hanya dari bentuknya yang terkesan berantakan saja. Candi Gentong berada di bangunan berbentuk pendopo dengan atap yang
terbuat dari seng, Menjadikan Candi Gentong kini justru terlihat makin misterius
saja.
Dan setelah dilakukan penelitian oleh
Pusat Pengembangan dan Penelitian Geologi Bandung, diketahui bahwa
Candi Gentong ini sudah di bangun sejak zaman pemerintahan Raja Hayam
Wuruk (1350-1389), tepatnya pada tahun 1370.
Candi Gentong erletak di Dukuh Jambu Mete Desa Bejijong Mojokerto, Jawa Timur, Candi Gentong tak hanya satu-satunya candi yang berada di kawasan ini. Berjarak sekitar 360 meter dari timur, wisatawan bisa juga menemukan candi lain, yakni Candi Brahu.
Candi Tikus
Candi Tikus merupakan candi peninggalan Kerajaan Majapahit yang terletak di kompleks Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Candi Tikus ini salah satu situs arkeologi utama di Trowulan. Bangunan Candi Tikus berupa tempat ritual mandi (petirtaan) di kompleks pusat pemerintahan Majapahit. Bangunan utamanya terdiri dari dua tingkat.
Candi Wringin Lawang
Candi Wringin lawang, atau biasa disebut Candi Jatipasar, berbentuk gapura. Keseluruhan terbuat dari batu bata dengan arah hadap timur barat. Berukuran 13 x 11.50 meter dan memiliki tinggi 15.50 meter. Bangunan ini termasuk tipe candi bentar, yaitu gapura tanpa atap. Candi bentar biasanya berfungsi sebagai gerbang luar suatu kompleks bangunan. Umumnya orang menghubungkan dengan gapura masuk ke ibukota Majapahit, namun secara pasti belum dapat diketahui apakah gapura ini merupakan gerbang kraton atau bangunan lain. Di sekitar gapura ditemukan 15 sumur tua berbentuk segi empat dan silindris, yang tersebar di sebelah barat daya 14 buah dan tenggara 1 buah. Tidak jauh dari gapura saat ini telah dibangun panggung pementasan. Pada setiap bulan Ruwah penanggalan Jawa, diselenggarakan ruwat Desa Jatipasar dengan menggelar pagelaran wayang kulit.
Candi Wringin Lawang terletak di Dusun Wringinlawang, Desa Jatipasar, Kecamatan Trowulan. Dari kilometer 11 jalan raya Mojokerto - Jombang masuk + 200 meter. Karena dekat dengan jalan propinsi, maka sangat mudah dicapai baik dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum.
Candi Gentong erletak di Dukuh Jambu Mete Desa Bejijong Mojokerto, Jawa Timur, Candi Gentong tak hanya satu-satunya candi yang berada di kawasan ini. Berjarak sekitar 360 meter dari timur, wisatawan bisa juga menemukan candi lain, yakni Candi Brahu.
Candi Tikus
Candi Tikus merupakan candi peninggalan Kerajaan Majapahit yang terletak di kompleks Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Candi Tikus ini salah satu situs arkeologi utama di Trowulan. Bangunan Candi Tikus berupa tempat ritual mandi (petirtaan) di kompleks pusat pemerintahan Majapahit. Bangunan utamanya terdiri dari dua tingkat.
Candi Wringin Lawang
Candi Wringin lawang, atau biasa disebut Candi Jatipasar, berbentuk gapura. Keseluruhan terbuat dari batu bata dengan arah hadap timur barat. Berukuran 13 x 11.50 meter dan memiliki tinggi 15.50 meter. Bangunan ini termasuk tipe candi bentar, yaitu gapura tanpa atap. Candi bentar biasanya berfungsi sebagai gerbang luar suatu kompleks bangunan. Umumnya orang menghubungkan dengan gapura masuk ke ibukota Majapahit, namun secara pasti belum dapat diketahui apakah gapura ini merupakan gerbang kraton atau bangunan lain. Di sekitar gapura ditemukan 15 sumur tua berbentuk segi empat dan silindris, yang tersebar di sebelah barat daya 14 buah dan tenggara 1 buah. Tidak jauh dari gapura saat ini telah dibangun panggung pementasan. Pada setiap bulan Ruwah penanggalan Jawa, diselenggarakan ruwat Desa Jatipasar dengan menggelar pagelaran wayang kulit.
Candi Wringin Lawang terletak di Dusun Wringinlawang, Desa Jatipasar, Kecamatan Trowulan. Dari kilometer 11 jalan raya Mojokerto - Jombang masuk + 200 meter. Karena dekat dengan jalan propinsi, maka sangat mudah dicapai baik dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum.